Frank’s POV
Kris tertidur di atas meja kantor, bahkan beberapa
gelas tehpun tidak mampu menahan rasa kantuknya, untuk seseorang seperti dia
yang tidak bisa tidur selama mungkin 3 hari, tidur merupakan hal yang
menguntungkan untuknya saat ini.
Sepertinya
percakapanku dengan dia
sudah mengurangi tekanan yang dialaminya dan sebagai dokter aku sangat senang.
Saat aku
berjalan keluar dari ruang kontrol dengan cangkir kosong, aku melihat
Mike melambai ke arahku terus menerus. Aku berjalan dengan senyum dan
meletakkan cangkir kosong di tangannya, "Apakah tidak nyaman untuk ditonton?"
"Kau
begitu menakjubkan!" Matanya bersinar, "Kau perlu tahu
bahwa aku belum
berada di rumah selama lebih dari 24 jam dan pacarku berpikir aku akan kawin
lari denganmu."
"Oh,
apakah itu benar?? Aku berkedip padanya, "Sepertinya pacarmu lebih tahu
bagaimana menghargai pesonaku."
"Simpan
kalimatmu." Dia menjawab acuh tak acuh. "Tapi memang benar bahwa Tuan
yang terselamatkan bisa terpikat dengan pesonamu."
"Tentu
saja. Ini adalah kewajibanku untuk membuat anak yang sedang marah kembali bahagia." Kataku dan sambil berjalan
menuju kamar mandi, "Jangan lupa untuk membawa dua cangkir teh ini, ini bukan akhir yang sederhana."
Mike
mengambil cangkir dengan malas, "Yah, aku seorang bartender.
Lanjutkan saja menyemangati anak kecil yang lucu dan emosional itu, kami akan bertanggung jawab untuk mengamatimu dari luar."
Saat aku baru keluar dari kamar
mandi, aku melihat Kris yang masih tertidur, rambut emasnya yang acak-acakan berada di atas meja.
"Pada data jelas yang masuk ke fileku, Bisakah kau tidak mengungkapkan
beberapa hal penting yang awalnya
hanya diketahui oleh orang dalam." kataku disamping David, kepalanya yang botak dan licin terkadang membuatku untuk tidak bisa menjadi serius
saat berbicara.
"Dengar,
Frank. Kematian akan
menjadi hal yang sangat menakutkan. Tanpa pelatihan yang baik, aku takut
hatimu tidak bisa menerimanya." katanya.