Rabu, 14 November 2012

48 HOURS - CHAPTER 14



Beberapa waktu setelah itu, aku kembali ke kehidupan normalku, jumlah pasienku yang menggunung telah membuatku kurang memperhatikan diriku sendiri, pertemuanku dengan remaja muda berdarah China-Kanada berangsur-angsur terlupakan sama seperti semua pasienku yang lain. Hanya kadang-kadang ketika aku membaca surat kabar, laporan media, dan spekulasi pada kasus yang menyerebak luas ke seluruh negara ini akan mengingatkanku aku pernah mempunyai kontak yang dekat pada inti permasalahannya.

Faktanya, aku tidak sedikit pun khawatir tentang keadaannya, yang pada akhirnya tidak hanya dikaitkan dengan kepercayaanku dan pemahaman terhadap Konrad. Sejauh yang aku tahu, ketika seseorang ditempatkan ke dalam sebuah lingkungan mandatori yang juga merupakan ancaman berwujud terhadap hidupnya, semua aksi dapat diklasifikasikan di bawah lingkup pertahanan diri.

Mungkin orang sepertiku yang tak tahu banyak  tentang hukum hanya bisa duduk di dewan juri, memberi  suara untuk ketidakbersalahannya. Namun aku sedikit goyah dan gelisah dengan kata-kata Mike, jika dia berbohong padaku lagi, membantunya akan menjadi sepenuhnya mustahil.

"Aku punya waktu, maksudku untuk persidangan." Kataku.

"Oh begitukah?" Janji dengan pasien-pasienmu sebenarnya telah dijadwalkan sampai bulan depan, ya kan? Sepertinya kau telah memiliki ketertarikan yang serius terhadap anak ini, sampai ke batas dimana ia sekarang telah menjadi pasien VIP.” kata David sambil tersenyum.

"Aku bilang aku tidak tahan berada di sekitar anak-anak yang imut," aku mengulas sebuah senyum, "ini benar-benar berarti, aku orang yang disewa olehmu, tetapi ironisnya, aku berharap sekarang bahwa kau akan kehilangan kasus ini.

Kau menilai buku dari sampulnya, kata David dengan suara serak, "di masa depan aku akan memberikanmu kasus dengan penjahat yang jelek.

"Tolong jangan menyiksaku seperti itu," kataku, "Kau hanya akan membuatku  ingin mengganti pekerjaan. Baiklah, itu saja, sampai jumpa minggu depan, aku titip salam.

"Apa kau merujuk pada Mike atau anak itu. Dia tertawa.

 “Cari tahu saja sendiri.” Aku menutup telepon.

Kamis, langit agak suram, aku sudah terbiasa menentukan suasana hatiku menurut cuaca, aku merasa sendiku kesemutan karena perasaan takut. Ketika aku mengendarari mobil  lebih dekat ke tempat pengadilan, aku melihat sekelompok besar orang-orang media, yang di antaranya banyak yang memiliki wajah Asia.

Ketika aku keluar dari mobil setelah parkir, media langsung mulai merekamku, mungkin karena caraku berpakaian dan lencana bebas akses kantor yang disematkan. Seorang Asia yang tidak dapat mengerti bahasa Inggris menjulurkan micnya ke mulutku, menanyakan apakah aku pengacara atau petugas investigasi.

Aku melambaikan tangan, berniat untuk mengakhiri episode tersebut.

Sebuah teriakan lantang tiba-tiba sampai ke telingaku “apakah itu keluarga dari korban meninggal ........ dan kemudian kerumunan media menyerbu ke arah di belakangku, aku secara naluriah menoleh ke belakang, melihat seorang pria paruh baya yang tampak tua melindungi seorang wanita paruh baya dari seluruh pertanyaan gosip dari media, di samping situasi tak berdaya mereka, mereka mungkin tidak mengerti apa yang media tanyakan.

Aku menghela nafas dan menerobos jalan untuk melindungi kedua orang tersebut, "Maukah kau memberikan jalan?" Kataku sambil membawa mereka menaiki tangga dan menuju pintu masuk, mayoritas media terdengar merayu-rayu diluar.

"Terima kasih." Kata Wanita paruh baya itu dengan kepala tertunduk.

"Korean? Chinese? "Tanyaku dalam bahasa Inggris yang sederhana, supaya mereka mengerti.
Wanita paruh baya tersebut menatap kepada pria tersebut, "Cina." Kata pria itu dalam bahasa Cina.

"Oh begitu? Aku juga sama" aku tersenyum karena terlihat jelas mereka merasa lebih lega. Wanita itu menggenggam tanganku dan berkata, "Ketika kami sampai,  ada hambatan bahasa, staf resepsi tampak begitu sibuk, kami khawatir tentang tidak mampu menemukan jalan ke sini hari ini."

"Semuanya baik-baik saja, bukankah sekarang kalian sudah sampai?" Aku membawa mereka ke ruang tunggu pengadilan, masih tidak banyak orang yang hadir, aku berjalan ke mesin kopi di sudut ruangan untuk menuangkan dua cangkir kopi manis dengan susu.
"Hanya kopi yang tersedia, aku harap kalian maklum." Kataku.
"Terima kasih, terima kasih ..." Mereka cepat-cepat berdiri untuk mengambilnya, namun tidak tampak terlalu tertarik pada kopi,  "Apakah kau dari departemen kepolisian juga?" Tanyanya.

"Oh, tidak," kataku dengan tawa, "Aku seorang dokter."
"Dokter? ...... "Mereka tampak bingung, "Dokter harus hadir di pengadilan juga .... Dokter forensik? Mereka tiba-tiba tegang.
Aku bergegas untuk menghibur mereka, "Tidak, tidak, aku hanya seorang psikiater, orang yang memiliki hubungan dengan tersangka."

Ekspresi mereka berubah sedikit, mungkin setelah mendengar kata "tersangka.

"Bila tidak terlalu mengganggu, anda ......... aku bergumul untuk memilih kata - kata, hati-hati bertanya, “orang tua siapa?"

Wanita paruh baya itu menatap suaminya dan berbicara, "Aku tidak terlalu yakin jika kau mengenal  dia, tapi anakku dipanggil Zhang Yixing.”


Original Fanfiction  written by 辛辛息息
Indonesian Translation by DEETORIA with citrahf and seoulofheart 
This chapter was edited and finished by  citrahf


Do not reupload, do not repost, respect copyrights, and use proper credits if linking this post
Don't forget to leave some comments ^^

11 komentar:

  1. seruuuu banget ><
    makasih udah ditrasnlate :D
    lanjutannya gak ada lagi ya min?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, makasih juga udah baca :D ada dong lanjutannya hahaha sampai chapter 21 + extra chapter, tunggu aja ya ^_~

      Hapus
  2. Thanks udah ditranslate ke Indo,..secara ada beberapa kata dlm bahasa inggris yg kurang aku mengerti,..kalo baca di FF asli yg pake hanzi,.susah untuk mencerna ke Indo,..karena banyak ungkapan china yg di pake.

    di tunggu chapter selanjut'y ^_^

    BalasHapus
  3. makin penasaran sama dua orang tua itu

    BalasHapus
  4. waww.. Thanks min udh share n translate'in.. *next chap*

    BalasHapus
  5. FF yang benar-benar keren,,dan menegangkan..
    Terima kasih,,,karena udh di terjemahkan,, #bow

    BalasHapus
  6. woahh makin penasaran!

    BalasHapus
  7. makin penasaran,,,dan terima kasih udah di terjemahin

    BalasHapus
  8. Bhas indonesiny lumyn tnggi2 ye min . Msih penasaran sih sm klanjutan ff ini . Sbnarnya motiifnya apa ? Kok agency nggak nyoba cri exo wktu mreka slah msuk van ? Sbnarnya sy msih punya bnyak prtanyaan "knapa" di otak sy hehehe tp mau nuntasin smpe akhir dlu

    BalasHapus