Selasa, 20 November 2012

48 HOURS - CHAPTER 15



Persidangan sedang dalam tahap percobaan.

Dalam pandanganku, pengalaman ini di luar dari dugaanku yg sesungguhnya dimana Lan sudah memberitahuku banyak hal yang menarik sebelumnya.

“Aku berharap untuk menyerahkan hasil evaluasi tes kejiwaan dari terdakwa, Wu Yi Fan kepada hakim” Dia menyerahkan dokumen kepada salah satu staff.

“Pikirannya dalam keadaan stabil, dia bisa memberikan tanda bahwa dia dapat mempertanggung jawabkan kesaksiannya” diikuti ucapannya, dia menyerahkan dokumen yang lain.

“Evaluasi tes kejiwaan dan kesaksiannya, kedua-duanya sah” Hakim berbicara sedikit sesaat kemudian.

“Menurut keterangan saksi yang diberikan oleh pihak kepolisan, terdakwa tidak hanya menyembunyikan beberapa kebenaran kepada kami, dia juga menggelapkan kebenaran tanpa hak” Dia menggerakkan tubuhnya untuk meneruskan.

“Pada awalnya, vila tersebut tidak seperti tersembunyi dan tersegel seperti kesaksiannya.” Dia menunjuk kepada kaca jendela di atas atap dapur. “Menurut bab 3 baris ketujuh, tersangka menyatakan bahwa salah satu korban, Park Chanyeol, pernah mencoba sekali menggunakan panci untuk menghancurkan jendela tetapi tersangka menghentikannya dengan cepat karena dia takut akan ada beberapa hukuman setelah mencoba menghancurkannya. Namun, pada kenyataannya, kaca jendela tersebut sudah hancur.”

Aku terdiam saat melihat kaca jendela yang pecah sudah menyerupai jendela lagi.

“Hal ini menyebabkan bahwa sisa dari kesaksiannya terlihat tidak logis dan tidak sah. Karena pada kenyataannya atap jendela itu sudah hancur.” Lan berbalik untuk menatap para juri. “Mereka harusnya menyadari bahwa semua jendela di ruang dapur pada kenyataannya terbuat dari kaca biasa dan masuk akal bahwa mereka bisa selamat.”

“Kedua, menurut bab 7 baris kedua belas dari kesaksiannya, tersangka menyatakan bahwa pintu yang paling tinggi di ruang bawah tanah terkunci dan menghalangi pelarian mereka. Padahal, yang sesungguhnya adalah, kunci pada pintu tersebut terbuka, hanya saja selot pintunya terkunci.”

“Apakah ada sidik jari atau jejak dari mereka yang terlibat yang ditemukan di pintu?” Hakim bertanya.


“Tidak” Lan berbalik kearah hakim. “Pegangan pintu dan yang lain di sekitarnya sangat bersih.” “Yang pasti, poin terpenting adalah …” Lan meneruskan, menghadapkan wajahnya ke arah juri. “Seperti yang kita ketahui, meskipun tersangka hanyalah satu-satunya yang selamat yang ditemukan oleh pihak kepolisian, kami menemukan bahwa yang meninggal bukanlah 11, melainkan hanya 9.”

Aku mengingat pertanyaan dimana Kris bertanya kepadaku, “Mereka semua meninggal? …”

“Kim Jongdae dan Kim Minseok meninggal sesaat mereka memasuki villa karena mereka mencoba memecahkan jendela dan merusak kunci, menyebabkan mereka meninggal dengan celah di tenggorokkan. Tetapi, kenyataannya adalah ..” Dia melihat Kris, “Kami tidak bisa menemukan mayat mereka dimanapun di  villa tersebut dan bahkan kami tidak menemukan jejak darah. Kedua mayat mereka menghilang.”

Diskusi kecil terdengar dari para hadirin. Hakim memukul meja dengan palunya dan berkata “Diam”

Beberapa pemikiran di kepalaku perlahan terlihat jelas tapi masih ada beberapa hambatan di setiap celahnya dimana tidak bisa dilewati. Aku menatap kearah Kris dan hanya bisa melihat siluetnya; Aku tidak tahu apakah dia bisa menjelaskan kekacauan yang terjadi.

“Aku sangat tertarik pada poin yang terakhir dimana telah dijelaskan oleh jaksa” Lan kembali ke tempat duduknya. Konrad berdiri, tersenyum lembut pada saat dia menuju ke arah para juri.

“9 pemuda tewas, 1 pemimpin selamat tetapi secara mental trauma dan 2 member hilang secara misterius.” Dia menghadapkan wajahnya kepada para hadirin. “Siapa yang membawa kecurigaan terbesar?”

“Untuk saat ini, tanpa mengganggu penjelasan dari klien saya mengenai kematian dari Kim Jongdae dan Kim Minseok, saya akan menjelaskan untuk pertama kali informasi mengenai latar belakang  villa tersebut.” Sesudah berbicara, dia mengambil beberapa tumpukan informasi dan dokumen dan menyerahkan kepada salah satu anggota staff untuk diberikan kepada hakim dan para juri.

Sebuah villa putih yang terkenal tampil di layar. Ada sebuah peternakkan di sisi kirinya. Pegunungan dan danau yang indah, tempat yang cocok untuk berlibur terletak di belakang villa.

“White paradise adalah sebuah villa yang terletak di peternakan yang ditinggalkan di sebelah sisi utara pinggiran kota, yang telah di beli oleh pesulap Amerika, Luise Klein pada Mei 2011. Pesulap tersebut pernah mengikuti beberapa acara sulap di Seoul, Korea pada waktu antara 2005 sampai 2009. Pada kasus ini terjadi, pesulap tersebut masih mengajar seni sulap di Australia. Pada saat kami memulai kasus ini dengan berbagai macam penyelidikan, dia memutuskan untuk kembali ke Los Angeles untuk penyelidikan lebih lanjut. Sekarang, saya berharap untuk menghadirkan dia di pengadilan sebagai saksi.”

Lelaki tampan, bertubuh sedang dan berkulit putih dipanggil menuju ruang siding.

“Tuan Klein, silahkan bersumpah bahwa anda akan memberikan pernyataan yang benar untuk apa yang anda ketahui dan Jika tidak, anda akan dituntuk karena memberikan keterangan palsu.” Kata hakim.

“Saya bersumpah bahwa saya akan memberikan pernyataan yang benar untuk apa yang saya ketahui” katanya.

“Apakah saya boleh tahu dimana anda berada pada saat kejadian ini berlangsung. Dari tanggal 28 Maret sampat 30 Maret pada tahun 2014?” Tanya Konrad.

“Saya mengajar sulap di bagian selatan Sydney, Australia. Ada di dalam catatan bagian imigrasi” kata pesulap tersebut.

“Apakah anda menyadari ada yang menggunakan villa anda di bagian utara dari Los Angeles, selama periode tersebut dimana kejadian ini terjadi?” Konrad berjalan ke sisinya.
“Iya, saya menyadarinya.” Jawab pesulap itu. “Februari tahun ini, pada saat saya tinggal untuk sementara waktu di Korea, seorang teman saya dimana saya berkenalan dengannya karena sebuah pekerjaan, Kim Song Bin, mengajukan permintaan secara khusus untuk meminjam villa tersebut.” Membalikkan kepalanya, Konrad menghadap kepada hakim, “Orang yang disebutkan, Kim Song Bin, adalah salah seorang Direktur senior di sebuah perusahaan telekomunikasi tertentu di Korea. Beliau adalah ayah dari Kim Jongdae, salah seorang member yang hilang.”

Terjadi perdebatan kecil di ruang sidang.

“Boleh saya bertanya, apakah tuan Kim Song Bin pernah menyebut alasannya bahwa ia perlu meminjam villa tersebut dari anda?” Konrad berjalan ke arahnya.

“Iya. Dia mengatakan bahwa anaknya akan datang ke Los Angeles dan berkeinginan untuk menghabiskan akhir pekan mereka di villa.” katanya. “Bahkan, dia mengatakan akan berterima kasih kepada saya jika saya kembali lagi ke Korea. Karena dia membutuhkannya secara mendadak dan terburu-buru.

“Apakah ada permintaan lain yang diminta kepada anda?” Tanya Konrad.
“Iya. Sebagai permintaan dari seorang teman lama, saya mengatur supir lokal dan asisten Korea dan bahkan memberikan nomor telepon mereka kepada tuan Kim Song Bin” katanya.
“Apakah ada hal yang lainnya di luar dari masalah ini” Konrad menatapnya.

“Ya. Ada sebuah mobil dengan perisai logam. Ini merupakan jenis mobil yang bisa melindungi dari sinyal ponsel. Saya pernah menggunakan sebelumya ketika saya mempertunjukkan sebuah sulap. Ada juga gas eter dengan volume rendah yang tidak berbahaya. Mereka hanya memberikan efek hipnotis yang memungkinkan seseorang tertidur secara cepat.” Kata pesulap itu dengan gelisah. Dia menambahkan “Hal-hal tersebut dapat ditemukan secara legal dan sangat tidak berbahaya.” Dia menggaris bawahi pernyataannya. “Saya berasumsi bahwa anaknya ingin bermain lelucon dengan teman-temannya.”

“Terima kasih.” Konrad menghadap kepada hakim. “Saya sudah selesai dengan pertanyaan yang saya ajukan kepada saksi.”

“Diam” kata hakim secara langsung mengenai kericuhan para hadirin. Aku menatap David dan Lan, wajah mereka tidak menunjukkan sikap keterkejutan.

“Pada hari ketika mereka mendarat pertama kali di USA, dimana mereka masih dalam keadaan lelah akibat pekerjaan dan stress, EXO member, Kim Jong Dae, membaw seluruh grup, perhatikan bahwa Exo member tidak memberikan persetujuan apapun sebelum mereka dibawa ke villa sementara mereka dalam keadaan di bawah alam sadar.” Kata Konrad. “selama periode dua hari, 9 member meninggal dan 1 hidup, dan Kim Jongdae sendiri masih menghilang. Saya rasa kebenarannya sudah jelas.” Dia memutar kearah kami. “Kim Jongdae, salah satu EXO member, merupakan salah satu yang patut dicurigai mengenai rencana pembunuhan ganda. Bukan seorang pemuda yang selamat yang berdiri di dock ini.”

Aku menatap ibunya Kris dan ekspresinya sedikit tenang.

“Salah satu korban terlibat dalam kasus ini. Dimana dia ditempatkan di bawah ancaman tenggorokan yang dapat terpotong kapanpun, dan semua tindakan tersangka berada di luar kendali karena dia tempatkan pada posisi yang khusus pada waktu tertentu untuk membuatnya bertahan hidup.” Konrad berbalik dan sedikit membungkuk kepada para juri. “Saya telah menyelesaikan pernyataan saya.”

Siluet Kris masih tetap sama. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

“Saya merasa bahwa kalimat yang dibawa oleh saksi dari pihak tersangka, Mr. Klein mungkin hanya perlu beberapa perhatian” Lan berdiri dan terus berjalan menuju para juri. “Kalimat tersebut hanyalah sebuah lelucon.”

“Dia menyebutkan bahwa ia berpikir anak dari sahabat karibnya akan memainkan lelucon pada teman-temannya. Saya hanya ingin menyanggah beberapa kemungkinan mengenai penalaran dan kesimpulan.” Lan mengatakan dengan santai.

“28 Maret sampai 30 Maret sangat mendekati tanggal 1 April, April Mop dan hari itu juga menjadi perayaan dua tahun debut mereka. “ sebagaimana dia berbicara “Saya berbicara bukan karena saya mengakui mencari informasi mengenai grup ini tetapi karena Kim Jongdae pernah mengatakan kepada saya sebelumnya.” Memutar kepalanya untuk memulai slideshow yang baru.

Pada dinding tua itu terdapat cermin yang hancur, sayangnya, banyak hal yang saya kecewakan. Tidak tampak peraturan permainan yang terlihat, hanya ada karakter huruf Korea yang signifikan yang tidak saya pahami. Saya merasa pasangan Korea yang duduk di sebelah kanan saya terkejut.

“Arti dari tulisan Korea tersebut adalah perayaan dua tahun.” Lan menjelaskannya.

“Dalam segmen kedua dari kesaksian, disebutkan bahwa teks bahasa Inggris yang panjang mengenai aturan permainan yang ditampilkan di layar. Mengenai poin ini, saya akan menyebutkannya kedepan nanti saat saya memanggil saksi,” katanya.

“Sebelumnya, pengacara tersangka menyebutkan bahwa Kim Jong Dae kenyataannya tidak melakukan hubungan kepada staff yang lain. Pada poin ini, saya akan memanggil Nona Huan Song, manager perjalanan untuk maju ke depan.”

Bahwa kekhawatiran saya muncul, saya berbalik dan menatap wajah yang familiar. Itu adalah wanita yang secara histeris dan terus menerus melambaikan tangannya untuk pergi pada saat di biro federasi.

“Apa saya bisa bertanya, untuk berapa lama kamu mencari grup ini” Lan bertanya.

“Satu tahun, seperempat” dia menjawab.

“Apakah Kim Jongdae merupakan seorang yang sangat bersih. Bagaimana hubungannya dengan member yang lainnya?” Tanya Lan.

“Dia mempunyai … kepribadian yang hangat” kata wanita tersebut dengan ragu-ragu dengan menekankan kata “hangat”. “Dia bisa berbaur dengan sangat baik dengan member yang lain.”

“Sebelum kejadian ini, apakah ada argumentasi ataupun hal lain di luar dugaan yang terjadi?” Tanya Lan.
“Pertengkaran? … oh, tidak.” Dia menggelengkan kepala. “Pertengkaran merupakan hal yang mustahil yang datang dari dirinya.” “Pada saat pesawat mendarat di LA, apakah anda menerima kontak yang datang dari dirinya?” Lan menatapnya sebagaimana ia mengarahkan sebuah pertanyaan yang sangat penting.
“Ya, saya menerima” dia menganggukkan kepala. Saya merasa bahwa Kris mengangkat kepalanya menghadap ke kerumunan.

“Sesampainya di Amerika, saya menggunakan kartu sim card Amerika sementara sim card Korea saya non aktifkan. Karena, pada dasarnya telepon Korea saya sudah kehabisan baterai dan saya lupa membawa charger. Saya mempunyai kontak data yang langsung diarahkan ke nomer Amerika jadi saya pikir tidak akan ada masalah,” katanya bersungguh-sungguh.

“Hal ini yang menyebabkan kesalahan komunikasi antara saya dan Kim Jongdae, dimana saya hanya menerima pesannya di nomor Korea setelah terjadinya insiden ini.”

“Apa isi dari pesan itu,” Tanya Lan.

“Pesannya, jangan khawatir. Kami akan kembali besok pagi. Kamu bisa mengirimkan nama hotelnya” Katanya dengan kepala tertunduk.

“Terima kasih” Lan berbalik menghadap hakim. “Saya ingin memanggil salah seorang saksi yang lainnya, Asisten Korea dari pesulap Mr. Klein, Mr. Zheng yang membawa mereka ke pinggiran kota.” Seorang pemuda berwajah Asia naik ke balkon.

“Apakah Mr. Klein memberikan perintah atau yang lainnya?” Lan bertanya.
“Dia hanya menyuruh membawa anak-anak ke villa di pinggiran kota bersamaan dengan mobil dan sopirnya. Dia juga membutuhkan gas hipnotis yang biasa kami pakai dan mengatakan kepada saya bahwa anak-anak akan tetap berhubungan dengan saya” Kata pemuda itu.
“Apa pada akhirnya dia menghubungi anda?” Tanya Lan.

“Ya, kami berhubungan. Mendengar bahwa dia orang Korea membuat saya sangat bersahabat dan menjadikan saya lebih antusias” katanya.
“Sebenarnya tidak banyak. Hanya ada sopir yang membawa kami ke vila dan gas hipnotis yang akan membuat mereka tertidur sementara.” Dia mencoba mengingatnya dengan mengerahkan semua kekuatan yang dia bisa. “Ketika kami sampai, sebagian dari mereka masih tertidur. Aku melewatinya dan memberikan mereka satu dus air kepada yang lainnya, menjelaskan konsep rumah dan metode proyeksi yang sederhana.”
“Bagaimana cara kerja proyeksi itu?” Tanya Lan.
“Dinding proyektor dan mesin dansa itu sama-sama terhubung, tetapi terlebih dahulu mereka harus memasukkan beberapa petunjuk dengan sangat akurat. Saya tidak tahu berapa lama mereka mengutak-atiknya. Juga, countdown clock” Ia melanjutkan “memiliki hubungan dengan proyektor.”

“Bagaimana dengan peti kubus rubik?” Tanya Lan.
“iya. Peti kubus rubik itu memang ada tetapi tidak bisa dibuka dan tidak terdapat apa-apa” jawabnya.
“Lubang di mesin dance revolution?”
“Oh, lubang itu akan terbuka setiap pemainnya kalah. Meskipun begitu, dibawah sana terdapat trampoline supaya pemain tersebut bisa meloncat ke atas. Itu adalah lelucon tipuan yang biasa dipakai oleh Luise.”

Kris yang berdiri di depanku sedikit gemetaran.
“Cincin ini, apakah kamu melihatnya pada hari itu?” Tanya Lan.
“Ini hanya cincin sulap biasa. Luise banyak menyingkirikan barang-barang properti sulap untuk disimpan di vila.” Dia mengungkapkan dengan wajah kepolosan.

“Terima kasih” Lan berbalik menghadap hakim. “Saya tidak mempunyai pertanyaan lagi.” Atas perintah dari staf pengadilan, pemuda Korea itu meninggalkan ruang sidang.

“Hal yang paling mencolok dari peristiwa ini yang menyebabkan kekacauan dari seluruhnya adalah, cincin sulap ini.” Lan berbalik untuk menjelaskan, mengangkat cincin sulap yang tersembunyi di dalam plastic transparan. “Jika kita mengikutipenjelasan pada bagian kedua baris kelima dari kesaksian tersangka, jika pisau yang dimaksudkan oleh tersangka akan muncul dalam keadaan khusus, maka itu hanya akan dianggap sebagai bagian dari properti sulap saja.”

“Namun ada hal yang aneh jika pisau yang dimaksudkan benar-benar tidak ada.” Lan mengangkat cincin tersebut dan berbalik menghadap ke Kris. Kris tampak sedikit kaget dan mengangkat kepalanya secara perlahan untuk melihat cincin di tangannya.

“Kami menemukan secara keseluruhan 10 cincin di dalam rumah, semuanya hanyalah cincin biasa tanpa pisau ataupun benda berbahaya yang tersembunyi. Kematian ini benar-benar tidak masuk akal.” Lan berbalik menghadap Kris. “Dalam situasi seperti ini, apa yang telah kamu lakukan.”

Kris mulai gemetaran dengan keras, perlahan-lahan pinggangnya membungkuk.


“Park Chanyeol, pria kebangsaan Korea, meninggal karena luka yang disebabkan cedera di area perut.” Slideshow menampilkan foto dimana saya sudah melihat sebelumnya. “Lokasi kematian  berada di ruang lemari pakaian yang terletak di kamar tidur lantai satu. Lan menunjuk pada pengait dan noda darah yang terdapat di tembok. “Setelah kejadian, baru diketahui bahwa noda darah itu sudah tercermar dengan sidik jari tersangka dan hanya ada sidik jadi tersangka saja.”

“Pria kebangsaan Korea bernama Kim Jongin, kematiannya diakibatkan pada dampak yang langsung mengarah ke kepala. Senjata yang menyebabkan kematian sepertinya hanya panci.” Lan menunjuk pada foto yang menampilkan sebuah panci yang dibuang ke samping. “Terdapat dua sidik jari pada panci tersebut. Tersangka dan salah satu korban Park Chanyeol. Selain itu, kancing yang dipegang erat-erat oleh mendiang Kim Jongin menegaskan bahwa itu memang berasal dari atasan Kris.” Lan berjalan perlahan di depan Kris. “Bulu yang terdapat di kukunya, juga milik anda.”

“Zhang Yixing, pria kebangsaan Cina,” lanjut Lan, “kematiannya disebabkan oleh kehilangan banyak darah karena sayatan pada pergelangan tangan. Jejak darah yang kami telusuri dari lantai dua kamar mandi menuju ke lokasi kematiannya berada pada lantai dua kamar tidur di dekat jendela dan lengan kursi. Senjata kematiannya berupa sepotong cermin yang rusak  dan semua mengarah pada sidik jari tersangka.”

Kris membungkuk dan menggigil, mengcengkram erat pinggiran Bar, aku tidak bisa mengartikan ekspresinya.

“Sebenarnya ini hanyalah sebuah permainan dengan pesta kejutan. Dan dalam permainan tersebut tidak terdapat alat-alat yang dapat menyebabkan kematian. Namun, terdakwa mengubah permainan tersebut menjadi sebuah pembantaian.” Kata Lan.
“Keberatan” Konrad berbicara “Jaksa Penuntut menggunakan kata-kata yang menyudutkan klien saya secara pribadi.”
“Keberatan diterima.” Kata Hakim.

“Sudah jelas, bahwa ini tidaklah sesederhana seperti pesta kejutan. Saya memiliki satu bukti.” Konrad berdiri. “Bisa dijelaskan?” Tanya Hakim. “Mendiang Oh Sehun jatuh melalui lubang yang berasal dari dancing machine. Meninggal yang diakibatkan langsung menuju ke kepala. Sangat berbeda dengan keterangan dari saksi yang menyatakan bahwa itu bisa memantul ke atas.” Konrad memproyeksikan  foto kematian Oh Sehun.

“Dalam kesaksian tersangka, menyebutkan bahwa mereka keluar masuk beberapa kali untuk memindahkan mayat.” Lan menjawab. “Bagaimana kami bisa  mengetahuinya kalau trampoline tersebut tidak dipindahkan?”

Aku memandang punggung Kris, mungkin dia menyadari alas an mengapa Oh Sehun tidak melompat secara benar dengan menggunakan trampoline.

“Jika kita bisa berspekulasi mengenai hal ini, bersamaan dengan perayaan 2 tahun dan April Mop, Kim Jongdae dan Kim Minseok menyiapkan sesuatu dengan merencanakan pesta kejutan. Pertama, mereka menggunakan kematian palsu untuk penekanan yang serius dan kebenaran dari permainan dengan harapan mereka menyadari “signage” yang tergantung pada mesin Dance Revolution. Satu ronde dalam permainan itu, yang kalah akan melompat ke atas dengan menggunakan trampoline sedangkan pemenang akan melanjutkan dengan menekan tombol kejutan yang terdapat di layar sedangkan peraturan permainan akan berubah menjadi kata-kata yang dicari “Perayaan Dua Tahun” tulisan secara keseluruhan seharusnya menjadi penuh sukacita dan sempurna.

Aku mencoba mengulang kembali, tidak mengingat penjelasan Kris mengenai kata-kata “kejutan” yang muncul pada layar mesin dance yang ada pada Luhan atau apapun selain Sehun yang jatuh pada kematiannya. Aku melupakan fakta bahwa aku tidak mendengarkan cerita lengkapnya.

“Oleh karena itu, dalam hal ini, permainan yang tertulis hanyalah sebuah permainan sedangkan anggota yang meninggal merupakan bagian dari rencana yang tidak terduga oleh siapapun. Sedangkan satu-satunya yang selamat dari pembunuhan ini hanyalah tersangka.” Lan menunjuk langsung ke Kris dengan bersuara keras dan jelas di antara para hadirin.

Saya tidak yakin pada waktu Kim Jongdae dan Kim Minseok menyadari kekacauan dari permainan ini, bahkan ketika semua orang mengabaikan mesin Dance Revolution, Kim Junmyeon bertemu dengan kematiannya atau trampoline yang sudah berpindah tempat. Di tengah pelariannya, mereka menjadi panik dan dan tidak mengharapkan peristiwa selanjutnya akan terungkap seperti itu.

Terkadang, situasi ini mendekati dengan hasil yang diharapkan.

Pada paruh waktu, aku berjalan ke sisi Mike dan menuju kearah pintu keluar. Menilai dari keadaanya yang lesu, aku tertawa dan berkata, “Kau hanya perlu melindungi keadaan mentalnya, tampaknya ia memiliki untaian rantai peristiwa baru-baru ini.”

 “Aku tahu” Mike mengangkat alisnya. “Aku menyaksikannya. Tetapi ada beberapa banyak hal dimana dia tidak memerlukan pengetahuannya juga.”
“Hanya saja, aku tidak mengetahui cara menggunakannya.” Kataku

“Hey, kau masih terlihat sangat murung.” Mike meletakkan tangannya di atas pundakku. “Kita tidak mendapatkanya secara mudah juga. Harus ada keseimbangan antara perlindungan tersangka dalam keadaan mental dan menahan tekanan dari diskusi umum dan atasan. Bahkan, sejujurnya aku tidak mendapatkan upah yang tinggi.”

“Baiklah, aku tidak berani memberikanmu tekanan lagi, aku hanya inig mengatakan …” Aku mengangkat kepalaku ke depan, “Mungkin, terlepas dari kesepian dan perasaan bersalah, dia memiliki kecenderungan untuk melakukan upaya bunuh diri.”
“Bunuh diri? … Mustahil. Begitu banyak hal yang terjadi dan dia masih tetap hidup.” Mike tersenyum dan menggelengkan kepala, “Penjagaannya sangat ketat, yang harus dia lakukan mungkin hanya perlu menelan semua emosinya.”

Aku teringat, dia membuat gerakan membungkukan pinggangnya seolah menyadari bahwa cincin itu tidaklah berisi pisau hari ini.

Semua yang dikatakan Mike ternyata salah, ada jenis manusia yang terus menerus menelan emosinya, kekurangan ekspresi histeris secara eksternal seperti menangis ataupun berteriak, yang berarti ia melakukan penyiksaan diri di dalam darahnya.

Original Fanfiction written by 辛辛息息
English Translation by heecups, flyingbacons and wasabilxx 
Indonesia Translation by seoulofheart 
This Chapter edited and finished by seoulofheart 


Do not reupload, do not repost, respect copyrights, and use proper credits if linking this post
Don't forget to leave some comments ^^

12 komentar:

  1. Halo Chingu,..makasih udah di share chapter 15,..walau sudah tahu akhir cerita ini,.tapi rasanya lebih seneng baca pake bahasa sendiri (Indonesia) karena bisa diulang-ulang.

    Oiya sekalian saya mau minta ijin share link'y di blog saya. Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kalau share linknya aja boleh ^_^ tapi jangan di repost ya, makasih udah baca :) panggil admin aja jangan chingu hahaha

      Hapus
  2. Mangap semangap mangapnya untuk setiap detil hal dari semua narasi tentang analisis kejadiannya, dan yes, chap ini gila membahana! :3

    BalasHapus
  3. jadi, sebenernya kris itu kenapa? hahah makin penasaran

    BalasHapus
  4. Penasarandah.. Lanjut ke chap berikutnya let's go (?)

    BalasHapus
  5. serasa berada diruang pengadilan,,,
    penjelasan mrk jelas banget,,,
    Kereeen

    BalasHapus
  6. otak saya bekerja keras baca chapter ini. authornya dae to the bak banget! translatornya juga dong hehe *lirik admin

    BalasHapus
  7. wahhh bener bener,,,,sampek nyobain rasanya ngerdam emosi bener" bikin badan gemeteran

    BalasHapus
  8. eonni makasih yah udah share ff ini.

    BalasHapus
  9. Woahahah mulai seru di chaptr ini . Jd mayat2nya blum dtemukan ? Prtanyaan ttrbesar sy adlah Dmana chen sm xiumin brada ? Jd awalnya ini cma prmainan yg diakal2in chen ? Buset mkin pnasarn . Ksihan sm yi fan dia kliatan trtekan ㅠㅠ

    BalasHapus