Aku berpikir, nasibku dan
hubungannya dengan kasus ini, bersamaan dengan laki-laki berambut emas yang
pendiam, telah berakhir. Berjalan di sepanjang koridor kantor, aku mengetuk
dokumen file secara ringan di dinding samping; Ini sudah berakhir, tapi aku
masih merasa bahwa ini belum berakhir.
Tapi, begitulah kehidupan.
Kadang-kadang, takdir antara
semua orang benar-benar aneh. Sibuk dengan hal-hal lain dalam kesehariannya.
Terkadang, aku masih berpikir tentang anak laki-laki yang hanya bisa kutemui
beberapa kali di dalam perjalanan pulang dari pekerjaanku. Aku akan mengingat
bagaimana cara dia menuangkan secangkir teh, terkadang, kehangatannya akan
muncul dalam sekejap di dalam pikiran saya, dan potongan demi potongan memori
akan menumpuk secara terus menerus, menekan di dalam otak. Aku juga akan
mengingat bayangan tangannya pada saat menggigil selama masa persidangan.
Akupun menyadari bahwa ini
tidaklah normal, dan berpikir bahwa itu akan menjadi sangat penting bagiku untuk
menemukan secepatnya pasangan di Bar.
Sesampainya di rumah, aku
mulai melihat video masa lalu kelompoknya dan semua informasi. Tentu saja, ia
merupakan standar tipe seorang pemimpin; Ia berusaha melalui berbagai macam
jenis halangan untuk menjelaskan dan nama grupnya serta lagu di dalam album,
terkadang ia juga bisa mengomel layaknya seperti orang tua. Aku mengenali
dengan jelas wajah Luhan dan Yixing untuk pertama kalinya. Mereka sering bersama-sama,
baik satu dengan yang lainnya atau menyebabkan gangguan pada orang-orang di
sekitarnya dan Kris akan akan selalu mengawasi mereka dalam keadaan frustasi
dan kegembiraan.
Aku berharap dia tidak akan
pernah melihat video ini lagi.
Bahkan pada hari naas itu, aku
sedang ingin bersantai di ruanganku ketika aku menerima panggilan tidak terduga
dari sekretarisku, “Orang-orang dari Kantor Pusat mengatakan bahwa mereka
kenalan anda, sehingga mereka tidak memerlukan memesan janji dengan mereka.”
Dengan terburu-buru, aku
menyuruh sekretarisku untuk membawa mereka masuk. Saat membuka pintu, aku melihat
wajah tersenyum David, dan membuatku bingung. Dia, yang selalu sibuk bahkan
tidak ada seorang pun yang bisa melihat bayangannya, tiba-tiba muncul di klinik
milikku.
“Anda mengejutkan saya, Tuan
Detektif,” aku menaikkan alisku dengan tenang dan merasakan jantungku,
“Meskipun kehidupan pribadiku memang sedikit kacau, tapi ini bukanlah perkara
yang serius sampai ilegal.”
Dia tidak mengatakan apa-apa
dan hanya duduk saja, senyumnya masih menempel di wajahnya dan membuat bulu
kudukku berdiri. “Oh tidak,” kataku. “Meskipun anda membatalkan perjalanan ski,
anda tidak perlu menatap saya seperti itu.” “Aku kemari untuk mengawalmu
kembali.” Ia menundukkan kepalanya sambil berbisik. “Ini masih menyangkut kasus
yang sama, kasus sama yang menimpa Korean boy group tertentu.”
Jantungku berdetak dengan
cepat, dalam diam, aku memainkan pena dengan jari-jariku. “Aku tahu datang
kesini adalah keadaan tidak terduga dan memintamu kembali itu tidak sopan, menghambat
pekerjaanmu yang lain. Tetapi ..” katanya “Setelah persidangan sebelumnya, anak
laki-laki itu menjadi sangat pendiam kembali. Bahkan kali ini, termasuk
pengacaranya sendiri.”
“Kasusnya belum ditutup.
Bahkan, masih belum ada rincian catatan mengenai 3 kasus pembunuhan yang
berhubungan dengannya.” David menopang kepalanya dengan siku di atas pahanya,
“Sangat sulit menghitungnya, terutama terhadap media dan keluarga para korban.
“
“Bukankah seharusnya anda lebih memberikan
perhatian kepada dua orang anggota yang hilang?” Kataku.
David menatapku. Sepertinya
dia ingin mengatakan sesuatu tetapi dia memilih untuk tidak mengatakannya. “Kau
tahu, setelah sekian lama menghilang, sangat memungkinkan bahwa 2 anggota yang
hilang itu telah mati saat ini.”
Dahiku berkerut dengan rasa
khawatir.
“Dua anggota yang hilang tidak
memiliki motif dalam merencanakan pembunuhan, bermaksud untuk membunuh atau
apakah mereka membunuh siapapun, dan bahkan jika kita berhasil menemukan
mereka, ini bisa dianggap sebagai sebuah pelanggaran.” David melirikku, “Masyarakat
dan keluarga korban juga memerlukan penjelasan yang sah mengenai keseluruhan
gambar.”
Aku menurunkan mataku,
mencoret-coret secara acak di atas kertas dengan menggunakan pena.
“Ini sudah beberapa hari, dan
dia hanya mengucapkan satu kalimat diluar dari igauan-igauan aneh di tengah
tidurnya.” David memandangku dan menatapku sedih, “Dia mengatakan bahwa dia
ingin meminum teh jenis tersebut.”
“Jadi, kembalilah kepada kami,”
David berkata, “Evaluasi dari pasienmu belum selesai, dan tidak mungkin
pengobatan yang anda lakukan terhenti di tengah jalan.”
Sebenarnya mobilku benar-benar
rusak di hari aku kembali ke kantor pusat. Aku memutuskan untuk jalan dengan
perasaan ragu-ragu dan frustasi untuk waktu yang lama.
Di dalam ruang monitor, rambut
Kris masih terlihat berantakan seperti sebelumnya, tetapi wajahnya menjadi lebih
pucat. Dia terlihat bingung.; terkadang dia bisa tertawa cekikikan tiba-tiba.
Mike berada di samping saya dan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika ia
melihat dokumen yang berada di tangannya,
“Selain mengigau dalam
tidurnya, semua yang ia lakukan hanyalah tertawa sendirian.”
“Hal seperti apa yang ia
ucapkan dalam tidurnya?” Tanyaku.
“Pertama, dia berbicara dalam
bahasa Mandarin dan penerjemah berkata yang dia ucapkan hanya “Pemantik apinya
kehabisan cairan, pemantiknya kehabisan cairan…” dan beberapa hari kemudian
topiknya menjadi berubah dan mulai bernyanyi dalam frase Inggris yang aneh…”
kata Mike.
“Kami berencana mengirimnya
untuk melakukan evaluasi psikiatri dua hari ke depan.” “Pengadilan akan mebawa
dampak yang buruk bagi keadaan mentalnya.”
Melirik pada ruang moniitor,
aku berkata “Kita akan berbicara lagi nanti, tunggu sampai aku selesai
berbicara dengannya.”
Membuka pintu, aku duduk di
kursi seperti biasa dan meletakkan cangkir teh di depannya. “Lama tidak
berjumpa, teman lama. Bagaimana kabarmu?” kataku.
Dia berbalik dan tersenyum
dengan lembut, “Aku baik.”
Awal pembicaraan kami ternyata
jauh melampaui apa yang aku harapkan; Aku tidak bisa membedakan apakah ia berperilaku
seperti itu karena ia menganggapku sebagai seorang dokter atau karena ia
mempercayaiku sebagai seorang teman.
“Aku pikir kau tidak akan
pernah berbicara lagi,” aku menyeringai. “Aku mendengar bahwa pengacaramu,
Konrad Steinweg, hampir frustasi karena menunggumu. Jika kau tidak tahu,
bayarannya benar-benar sangat mahal.”
“Aku hanya merindukan tehmu.”
Katanya.
“Sepertinya aku telah berhasil
untuk masuk ke dalam tipe pilihanmu, betapa beruntungnya diriku.” Ucapku.
Dia menundukkan kepalanya,
terdiam.
“Aku melihat orang tua Yixing
selama persidangan.” Kubilang, “Mereka duduk tepat di sampingku.”
Matanya terlihat bercahaya
namun dalam sekejap menjadi redup.
“Ibunya tidak percaya sama
sekali bahwa kaulah pembunuhnya.” Ucapku, “Dia hanya mengingat semua sifat baik
yang kau miliki.” Aku mengamati semua ekspresinya.
Alisnya yang panjang sedikit
berkedut, bibirnya bergerak tidak jelas, bergumam, “DIa benar-benar menyerupai
ibunya.”
Aku mencondongkan badanku lebih
dekat, “Apa?”
Kris hanya tersenyum ringan,
menurunkan dan menggelengkan kepalanya.
English Translation by heecups, flyingbacons and wasabilxx
Indonesian Translation, edited and
finished by seoulofheart
Do not reupload, do not
repost, respect copyrights, and use proper credits if linking this post
Don't
forget to leave some comments ^^
makin penasaran sama krisnya
BalasHapusApa yg akan dibicarakan Kris? #nextchap
BalasHapusKris,,,ad apa dengan dirimu..???
BalasHapusapa sih yang sebenarnya terjadi..
oh my God oh my God 0__0
BalasHapusKmprt . Min sy mrinding bacany serius dah . Msih pnasaran sm chen xiumin . Trus kasihn sm kris yg mentalnya udh mulai trtekan T.T . Mkasih buat ff trasletannya ye :3:3
BalasHapus