Minggu, 25 November 2012

48 HOURS - CHAPTER 16

 Aku berpikir, nasibku dan hubungannya dengan kasus ini, bersamaan dengan laki-laki berambut emas yang pendiam, telah berakhir. Berjalan di sepanjang koridor kantor, aku mengetuk dokumen file secara ringan di dinding samping; Ini sudah berakhir, tapi aku masih merasa bahwa ini belum berakhir.
Tapi, begitulah kehidupan.
Kadang-kadang, takdir antara semua orang benar-benar aneh. Sibuk dengan hal-hal lain dalam kesehariannya. Terkadang, aku masih berpikir tentang anak laki-laki yang hanya bisa kutemui beberapa kali di dalam perjalanan pulang dari pekerjaanku. Aku akan mengingat bagaimana cara dia menuangkan secangkir teh, terkadang, kehangatannya akan muncul dalam sekejap di dalam pikiran saya, dan potongan demi potongan memori akan menumpuk secara terus menerus, menekan di dalam otak. Aku juga akan mengingat bayangan tangannya pada saat menggigil selama masa persidangan.
Akupun menyadari bahwa ini tidaklah normal, dan berpikir bahwa itu akan menjadi sangat penting bagiku untuk menemukan secepatnya pasangan di Bar.
Sesampainya di rumah, aku mulai melihat video masa lalu kelompoknya dan semua informasi. Tentu saja, ia merupakan standar tipe seorang pemimpin; Ia berusaha melalui berbagai macam jenis halangan untuk menjelaskan dan nama grupnya serta lagu di dalam album, terkadang ia juga bisa mengomel layaknya seperti orang tua. Aku mengenali dengan jelas wajah Luhan dan Yixing untuk pertama kalinya. Mereka sering bersama-sama, baik satu dengan yang lainnya atau menyebabkan gangguan pada orang-orang di sekitarnya dan Kris akan akan selalu mengawasi mereka dalam keadaan frustasi dan kegembiraan.
Park Chanyeol ternyata lebih tinggi tinggi daripada yang aku bayangkan; suaranya jauh melebihi harapanku. Anak ini merupakan sosok anak yang mudah mengungkapkan emosinya, dan dari sudut pandang psikologis, dia dan Kris merupakan kutub yang berlawanan. Namun, terlihat jelas bahwa Kris sangat menyukainya; terlihat dari ekspresi di matanya dan caranya menatap Chanyeol terdapat dua pesan, iri dan kegembiraan.
Aku berharap dia tidak akan pernah melihat video ini lagi.
Bahkan pada hari naas itu, aku sedang ingin bersantai di ruanganku ketika aku menerima panggilan tidak terduga dari sekretarisku, “Orang-orang dari Kantor Pusat mengatakan bahwa mereka kenalan anda, sehingga mereka tidak memerlukan memesan janji dengan mereka.”
Dengan terburu-buru, aku menyuruh sekretarisku untuk membawa mereka masuk. Saat membuka pintu, aku melihat wajah tersenyum David, dan membuatku bingung. Dia, yang selalu sibuk bahkan tidak ada seorang pun yang bisa melihat bayangannya, tiba-tiba muncul di klinik milikku.
“Anda mengejutkan saya, Tuan Detektif,” aku menaikkan alisku dengan tenang dan merasakan jantungku, “Meskipun kehidupan pribadiku memang sedikit kacau, tapi ini bukanlah perkara yang serius sampai ilegal.”
Dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya duduk saja, senyumnya masih menempel di wajahnya dan membuat bulu kudukku berdiri. “Oh tidak,” kataku. “Meskipun anda membatalkan perjalanan ski, anda tidak perlu menatap saya seperti itu.” “Aku kemari untuk mengawalmu kembali.” Ia menundukkan kepalanya sambil berbisik. “Ini masih menyangkut kasus yang sama, kasus sama yang menimpa Korean boy group tertentu.”
Jantungku berdetak dengan cepat, dalam diam, aku memainkan pena dengan jari-jariku. “Aku tahu datang kesini adalah keadaan tidak terduga dan memintamu kembali itu tidak sopan, menghambat pekerjaanmu yang lain. Tetapi ..” katanya “Setelah persidangan sebelumnya, anak laki-laki itu menjadi sangat pendiam kembali. Bahkan kali ini, termasuk pengacaranya sendiri.”
“Kasusnya belum ditutup. Bahkan, masih belum ada rincian catatan mengenai 3 kasus pembunuhan yang berhubungan dengannya.” David menopang kepalanya dengan siku di atas pahanya, “Sangat sulit menghitungnya, terutama terhadap media dan keluarga para korban. “
 “Bukankah seharusnya anda lebih memberikan perhatian kepada dua orang anggota yang hilang?” Kataku.
 David menatapku. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu tetapi dia memilih untuk tidak mengatakannya. “Kau tahu, setelah sekian lama menghilang, sangat memungkinkan bahwa 2 anggota yang hilang itu telah mati saat ini.”
Dahiku berkerut dengan rasa khawatir.
“Dua anggota yang hilang tidak memiliki motif dalam merencanakan pembunuhan, bermaksud untuk membunuh atau apakah mereka membunuh siapapun, dan bahkan jika kita berhasil menemukan mereka, ini bisa dianggap sebagai sebuah pelanggaran.” David melirikku, “Masyarakat dan keluarga korban juga memerlukan penjelasan yang sah mengenai keseluruhan gambar.”
Aku menurunkan mataku, mencoret-coret secara acak di atas kertas dengan menggunakan pena.
“Ini sudah beberapa hari, dan dia hanya mengucapkan satu kalimat diluar dari igauan-igauan aneh di tengah tidurnya.” David memandangku dan menatapku sedih, “Dia mengatakan bahwa dia ingin meminum teh jenis tersebut.”
“Jadi, kembalilah kepada kami,” David berkata, “Evaluasi dari pasienmu belum selesai, dan tidak mungkin pengobatan yang anda lakukan terhenti di tengah jalan.”
Sebenarnya mobilku benar-benar rusak di hari aku kembali ke kantor pusat. Aku memutuskan untuk jalan dengan perasaan ragu-ragu dan frustasi untuk waktu yang lama.
Di dalam ruang monitor, rambut Kris masih terlihat berantakan seperti sebelumnya, tetapi wajahnya menjadi lebih pucat. Dia terlihat bingung.; terkadang dia bisa tertawa cekikikan tiba-tiba. Mike berada di samping saya dan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika ia melihat dokumen yang berada di tangannya,
“Selain mengigau dalam tidurnya, semua yang ia lakukan hanyalah tertawa sendirian.”
“Hal seperti apa yang ia ucapkan dalam tidurnya?” Tanyaku.
“Pertama, dia berbicara dalam bahasa Mandarin dan penerjemah berkata yang dia ucapkan hanya “Pemantik apinya kehabisan cairan, pemantiknya kehabisan cairan…” dan beberapa hari kemudian topiknya menjadi berubah dan mulai bernyanyi dalam frase Inggris yang aneh…” kata Mike.
“Kami berencana mengirimnya untuk melakukan evaluasi psikiatri dua hari ke depan.” “Pengadilan akan mebawa dampak yang buruk bagi keadaan mentalnya.”
Melirik pada ruang moniitor, aku berkata “Kita akan berbicara lagi nanti, tunggu sampai aku selesai berbicara dengannya.”
Membuka pintu, aku duduk di kursi seperti biasa dan meletakkan cangkir teh di depannya. “Lama tidak berjumpa, teman lama. Bagaimana kabarmu?” kataku.
Dia berbalik dan tersenyum dengan lembut, “Aku baik.”
Awal pembicaraan kami ternyata jauh melampaui apa yang aku harapkan; Aku tidak bisa membedakan apakah ia berperilaku seperti itu karena ia menganggapku sebagai seorang dokter atau karena ia mempercayaiku sebagai seorang teman.
“Aku pikir kau tidak akan pernah berbicara lagi,” aku menyeringai. “Aku mendengar bahwa pengacaramu, Konrad Steinweg, hampir frustasi karena menunggumu. Jika kau tidak tahu, bayarannya benar-benar sangat mahal.”
“Aku hanya merindukan tehmu.” Katanya.
“Sepertinya aku telah berhasil untuk masuk ke dalam tipe pilihanmu, betapa beruntungnya diriku.” Ucapku.
Dia menundukkan kepalanya, terdiam.
“Aku melihat orang tua Yixing selama persidangan.” Kubilang, “Mereka duduk tepat di sampingku.”
Matanya terlihat bercahaya namun dalam sekejap menjadi redup.
“Ibunya tidak percaya sama sekali bahwa kaulah pembunuhnya.” Ucapku, “Dia hanya mengingat semua sifat baik yang kau miliki.” Aku mengamati semua ekspresinya.
Alisnya yang panjang sedikit berkedut, bibirnya bergerak tidak jelas, bergumam, “DIa benar-benar menyerupai ibunya.”
Aku mencondongkan badanku lebih dekat, “Apa?”
Kris hanya tersenyum ringan, menurunkan dan menggelengkan kepalanya.


Original Fanfiction  written by 辛辛息息
English Translation by heecupsflyingbacons and wasabilxx 
Indonesian Translation, edited and finished by seoulofheart


Do not reupload, do not repost, respect copyrights, and use proper credits if linking this post
Don't forget to leave some comments ^^

 



5 komentar:

  1. makin penasaran sama krisnya

    BalasHapus
  2. Apa yg akan dibicarakan Kris? #nextchap

    BalasHapus
  3. Kris,,,ad apa dengan dirimu..???
    apa sih yang sebenarnya terjadi..

    BalasHapus
  4. oh my God oh my God 0__0

    BalasHapus
  5. Kmprt . Min sy mrinding bacany serius dah . Msih pnasaran sm chen xiumin . Trus kasihn sm kris yg mentalnya udh mulai trtekan T.T . Mkasih buat ff trasletannya ye :3:3

    BalasHapus