Rabu, 17 Oktober 2012

48 HOURS - CHAPTER 2



KRIS' POV

Cuaca LA lebih dingin dari yang diperkirakan, tapi selain itu, hari itu tidak ada yang berbeda. Sebelum pendaratan pesawat, kami berjalan menuju area bagasi. Chanyeol, Baekhyun dan Jongin berjalan didepanku dan terdengar olehku suara lengkingan Baekhyun dan tawa berat Chanyeol. Leader Junmyun, D.O, Jongdae dan Minseok berada di bagian tengah ketika Luhan dan Sehun terus menempel berduaan seperti biasanya dan bertindak seperti tak dilihat oleh siapapun. Tao disebelahku menunjukkan ekpresinya yang frustasi karena foto predebutnya yang tersebar di internet kemarin malam. Yixing seperti biasanya terdiam di belakangnya berkutat dengan headphone di telinganya memperhatikan sekitarnya.

Aku memperlambat langkahku padanya, menariknya menghadapku,”Kamu harus berheti mendengarkan musik kalau tidak kau tidak akan medengar orang memanggilmu nanti.” kataku. Dia melihatku kebingungan dan memberikan ekspresi mengerti, ”Ok. No problem.” Namun dia masih belum mau melepaskan headphonenya. Aku berbalik pasrah dan kembali pada Tao dan masalah yang dia pikirkan. Aku tetap pada moodku yang sedang tidak baik karena insomniaku semalam, aku memikirkan Yixing yang ditegur manajer dan diberikan sedikit skorsing dan itu berarti liburanku akan terbuang juga.

“Kenapa kau terlihat kesal dan berekspresi seperti orang tuamu meninggal saja? Atau ada yang kurang jelas dari ucapanku?” Luhan selalu banyak bicara seperti biasa saat kami menunggu koper kami.  Yixing melepaskan headphonenya, ia berkata,”Dia diam-diam sedang turut berduka cita atas hidupmu.”


“Sebenarnya hidupku sangat menyenangkan, lebih tepatnya sebelum aku bertemu denganmu.” Kata Luhan sambil menatap keluar, "Jika aku berhasil mencapai van tanpa cedera, hidupku akan sempurna, omong-omong kamu belum mencukur janggutmu. " Katanya serius pada Yixing.

"Kau belum mencukur kakimu semalam, aku bisa merasakan aura yang 'sangat laki-laki' di pesawat tadi." kata Yixing sambil membetulkan kerah bajunya.

“Kenapa, apakah kau gugup?" Luhan tertawa, "Jika kau mampu, berbicaralah tentang perasaanmu terhadap hal itu di wawancara besok."

"Hambatan bahasa," Zhang Yixing menggelengkan kepalanya, "Akan lebih baik kalau aku hanya perlu berbicara bahasa mandarin, aku akan membiarkan leader kita menggunakan bahasa Inggrisnya yang fasih dan membantuku berbicara apa yang ingin aku katakan."

"Bisakah kalian berdua berhenti menjadi begitu menjijikkan ...." Tao berbicara dari samping dengan tampang benci, "Kau Luhan, tidak cukupkah bagimu hanya Sehun yang menjadi milikmu?”

"Apa katamu?"  Sehun menyahut dengan suara dingin, hidungnya  tersumbat.

"Tidak ada," jawab Luhan tersenyum, "Kita bicara tentang rencana liburan untuk tahun ini."

"Liburan? Kapan? Jika itu adalah liburan terakhir, maka aku harus mengikuti kau pulang. " Kata Sehun semangat.

"Mungkin ......."  Luhan menatap Tao yang terkikik diam-diam, "Kemungkinannya antara 8 sampai 10 tidak akan terjadi. Saudaramu Yixing sudah diberitahu manajer mengenai hal itu. Lagipula, jam yang kamu beli sepertinya tidak terlalu buruk.”

"Aku membelinya di duty-free store." Oh Sehun membenarkan alisnya.

"Hei? Kenapa aku tidak melihat kau membelinya, kapan membelinya? Kenapa tidak kau megajakku bersama untuk membeli satu juga .... " Luhan mulai merengek dengan Sehun, sementara Tao  mencibir.
"Apakah akan ada banyak fans di sini?" Yixing melihat ke luar.

"Mungkin tidak." Kataku sambil menatap keluar juga, melihat bayanganku di kaca dan mulai memperbaiki rambutku dan kerah bajuku.

"Sudahlah, kau yang paling tampan di seluruh dunia." Yixing mengejekku.

"Terima kasih." tapi aku terus berkaca, "Ini pertama kalinya aku mendengar kau bicara manis." Tiba-tiba, ada yg datang menghinaku, " Ini juga pertama kalinya saya bertemu orang idiot."

"IQmu masih belum banyak berkembang, Yixing. Kau memang sudah melewati masa mudamu." Kata Luhan sambil menyeret koper di belakang.

"Hei! Ketika kau keluar nanti, cari sebuah van pickup kuning, jangan sampai tersesat!" seruku.
Aku kembali berkaca, Yixing memandang keluar lagi, dan mengenakan headphone-nya.

Beberapa menit kemudian, kami berada di lobi bandara. Ternyata fans sangat banyak diluar dugaan kami. Akhirnya kami hanya bisa menunduk mengikuti arah jalan staff di depan kami.

"Kemana lagi Yixing?" Aku melihat ke arah kerumunan di belakang dan bertanya Luhan.
"Bukankah ia mengikutimu?" Kata Luhan."Siapa bilang dia mengikutiku?" Aku terus mencari dan akhirnya melihat Zhang Yixing di pojok, berjalan kearah yang berlainan.

"Zhang Yixing!" Teriakku, headphone ditelinganya membuatnya tidak mendengar teriakanku.
Chanyeol yang berdiri di belakang melihat hal itu, mengayunkan tangannya dan berteriak ke arah Zhang Yixing, "Yixing ~Disini ~ ~ ~!!"

Mengamati Yixing yang semakin salah jalan, Aku mendesah dan mengejarnya. "Kau masih terus berjalan?!" Aku menepuk bahunya dan melepas headphone-nya, "Apakah kau akan mati tidak mendengarkan musik sebentar saja?”

Zhang Yixing menatapku dengan bingung dan menunjuk kearah yang dia tuju, "Bukankah itu van kuning kita ......"

Aku berbalik untuk melihat sosok Minseok di depan van melambaikan tangan kepada kami dan berkata, "Van yang ini." Saat aku menarik Yixing ke arah Minseok.

Aku tidak pernah tahu kalimat lengkap ia katakan sebelumnya, "Bukankah itu van kuning kita......”

5 menit kemudian, kami semua telah naik van, di kursi co-driver duduk orang Asia yang mengaku sebagai staf penerimaan sementara pengemudi menyerupai lokal.

"Semua staf lainnya mengendarai van lain langsung menuju hotel kalian." Ia berbicara dengan fasih dalam bahasa Korea, "Sebentar lagi, kalian akan bergabung kembali dengan mereka."

"Bolehkah saya bertanya," kata Kim Junmyeon "dimana kita akan menginap dan berapa lama perjalanan ini?"
Orang-orang di depan tersenyum kecil, "Hotel kalian letaknya strategis, jadi cuman sebentar."

"Sial! Ponselku tidak dapat digunakan di Amerika Serikat? Seharusnya bisa kugunakan. " seru Kyungsoo mengerutkan keningnya dan mulai mengutak-atik HPnya

"Sudahlah mungkin sinyalnya," kata Chanyeol, "Tidak apa-apa, mungkin untuk sementara ....... Lihatlah di luar! Ini poster promosi untuk konser kita!" Perhatiannya teralihkan pada papan besar di luar jendela.
"Itu benar"
"Sepertinya seperti kita cukup populer di sini"
"Ada begitu banyak fans menyambut kita"
Aku lalu melihat Sehun dan Luhan yang terus berbicara tentang jam di tangan Sehun berlanjut ke cincin yang dikenakan Luhan, aku seperti penonton, mereka sangat dekat. Jongin sudah lama memasuki mimpinya saat ia naik van, Tao sedang melatih perkenalan bahasa Inggris-nya nanti sedangkan Chanyeol memiringkan kepala untuk beristirahat di pundakku.

Zhang Yixing yang jelas masuk dunianya sendiri lagi menoleh dan memberiku muka ketakutan.
"Apakah kau yakin kita berada di van yang benar?" Tanyanya. "Jika tidak?" aku menatapnya lurus. Lalu saat itu juga semua sudah mulai tertidur, dan aku pun mulai mengantuk.

Dia tampak buram di pengelihatanku, melirik telepon, dan kembali menatapku lagi, "Apa yang salah denganmu, bangun, aku berbicara padamu ......."

"Apa itu?" Ingatanku tidak jelas, semua yang ku ingat adalah sinar matahari yang hangat berseri-seri sore itu.

"Hari sebelumnya........ seseorang yang menegurku........ yang mengangkat telepon ........ " suaranya terdengar samar dalam ingatanku, " .... adalah seorang wanita ....... "

Tepat sebelum rasa kantuk mengambil alih diriku, aku masih bisa mengingat orang yang bingung itu, mengetuk kepalanya di satu sisi dan menatap orang-orang  yang tidur di sisi lain. Setelah itu ...... Aku benar-benar tidak bisa mengingat apa-apa lagi.

..................

Ketika aku bangun, Jongin sudah terbangun. Kami semua terbaring di atas karpet di ruang tamu di  daerah terpencil dan aku menyadari ada sesuatu di leherku.
"Sudahlah itu tidak akan mempan. Aku sudah mencoba melepaskannya, tapi tidak bisa." Kata Jongin sambil duduk di sofa.

"Kapan kau bangun?" Tanyaku
"5 menit yang lalu."

Melirik jam yang menunjukkan pukul 10, kami telah tertidur selama lebih dari 4 jam.
"Kenapa kau tidak membangunkan kami?" aku berusaha mengguncang Luhan yang terjaga.
"Tak ada gunanya." Dia berbicara datar, "Sebentar lagi juga mereka akan bangun."

Benar saja, semua orang berdiri. Tao menggaruk kepalanya dan berjalan terhuyung-huyung ke toilet, Chanyeol histeris menyadari bahwa ponsel dan tasnya hilang, Baekhyun terkagum dengan design mewah villa yg di pinggiran kota ini dan kemudian mengeluh karena kehausan, Sehun mengeluhkan sesuatu sementara Luhan mengerutkan dahi, menekan pelipisnya dan menggelengkan kepalanya. Yixing sedang mencoba berusaha kuat melepas kalung yg melekat dilehernya, aku menghampiri  dan menepuk tangannya supaya dia berhenti.

Ruangan yg aneh dengan warna-warna yang tidak cocok, cermin besar di dinding di samping pintu, mesin DDR ditempatkan di sudut dan ada rubiks digantungkan dekat tangga.

"Apa yang terjadi?" Junmyeon bertanya saat ia berjalan ke arahku dan Jongin, menggelengkan kepalanya, mendesah dan kemudian memperbaiki rambutnya yang acak-acakan.

Jongin tetap duduk di sofa, menatap pintu.

"Itu adalah pintu yang dikunci dengan sandi password." Katanya.
"Apa? Apakah kita diculik?!" kata Baekhyun ketakutan, ia lalu mengamati ruangan, mencari telepon, tapi gagal.
Dari saat kita menaiki van itu, itu sudah mencurigakan." kata Luhan, "Tapi sudah terlambat untuk mengatakannya sekarang.. "

"Bagaimana mungkin, kita baru saja sampai di Amerika ..." Chanyeol kata dengan mata murung.
"Mungkin ulah sasaeng fans," kata Baekhyun dengan mata penuh harapan, "Mungkin itu hanya lelucon."
Semua orang diam, jelas tidak ada yang percaya itu. “Mungkin jawaban itu lebih baik.” kata Junmyeon dengan menggunakan tangannya untuk menutupi wajahnya.

Tiba-tiba, Tao menunjuk dinding di belakang kami dan berteriak, "Lihat, apa itu."
Pada dinding di samping cermin, terdapat tulisan berbahasa inggris. Kata-kata yang konyol.

“Dear boys, selamat datang ke White Paradise, rumah paling ajaib di LA.
Mari kita bermain sebuah permainan.
Ada baiknya bagi kalian untuk mengetahui hal-hal berikut:
Jangan mencoba untuk keluar dari rumah, itu diluar kemampuan kalian,
Ada kalung di leher kalian saat ini dan ada pisau kecil yang tersembunyi di dalamnya. Ini akan memberi kalian sedikit hukuman jika melanggar aturan.
Kalian harus berpisah menjadi dua tim.
Kedua anak laki-laki yang berdiri paling dekat ke pintu akan menjadi kapten. Kedua kapten akan memilih anggota tim pertama mereka. Orang-orang yang terpilih dapat memilih anggota berikutnya  dan seperti itu seterusnya sampai tidak ada yang tertinggal.
Permainan ini sangat sederhana dan hanya memiliki dua aturan:
1. Setelah 48 jam, hanya satu orang yang harus hidup di rumah ini.
2. Dua anak laki-laki terakhir yang masih hidup harus dalam satu tim.
Good luck anak-anak tersayang. Kami berharap yang terbaik dari keberuntungan di akhir pekan ini.
-Penjaga Rumah Anda-"

"Apa artinya, leader?" tanya Tao padaku.
Aku belum sadar betul, tapi penunjuk waktu di atas pintu yang telah menunjukkan serangkaian angka. 47 jam 59 menit 59 detik.

Original fanfiction written by 辛辛息息
Indonesian translation by DEERTORIA with citrahf and seoulofheart
Edited by septiandara21
Do not reupload, do not repost, respect copyrights, and use proper credits if linking this post.

12 komentar:

  1. Waaaa, daebak! Tadi pas baca prolog, aku ga tau kalo chap 2 udh release. Lebih enak bahasanya. Keren keren! Ditunggu next chapternya ya chingu^^

    BalasHapus
  2. Wah, kalian sangat bekerja keras! Salut! Sekali lagi, makasih banyak ya!

    BalasHapus
  3. Makasih banyak buat yang udah translitin ke bahasa Indonesia :')

    Kalian udah bener-bener bekerja keras :D

    BalasHapus
  4. makasih loh buat translate-nya :) hahaha anteng bacanya inimah

    BalasHapus
  5. Wwuuaaa,,,semakin menegangkan,,,

    BalasHapus
  6. Wah terimakasih banyak udah translate ff ini ke bahasa. Wow....
    Pokoknya terimakasih banyaaaakkkk :*

    BalasHapus
  7. Wah!!!!! mereka di.... diculik!!!!! huuuwaaaa. OK ok lah terus ada sebuah permainan, permainan yang aneh. Oh oh oh semakin tegang

    BalasHapus