Kris POV
Aku tidak tidur hingga
matahari terbit keesokan harinya. Aku benci insomnia seperti aku benci tidak jadi
mabuk meskipun telah meneguk bergelas-gelas alkohol.
Aku melihat Yixing dari bawah kelopak
mataku yang berat. Aku mengakui bahwa aku dilahirkan sebagai seorang yang
pesimis, seperti bagaimana seorang Park Chanyeol yang dilahirkan sebagai
seorang optimis.
Semenjak hanya ada dua orang tersisa
di tim kita, sangat jelas bahwa kita tidak punya banyak kesempatan untuk
menang. Aku masih mengingat bahwa ada satu peraturan yang misterius diantara sepuluh
peraturannya, yang menyatakan bahwa dua orang terakhir yang selamat harus
berada dalam tim yang sama. Ini berarti jika satu dari kita mati, satu orang
lagi pasti akan terdorong ke jalan buntu. Kita bukan orang yang sangat cerdas,
aku tersenyum, tapi dia lebih buruk; tidak ada jejak kekejaman dalam dirinya.
Ia membuka matanya dengan
setengah mengantuk, ia menatapku “Kapan kamu bangun ?”
“Barusan.” Kataku
“Apakah karena aku mendapat
mimpi buruk ?” ia berpikir keras, kosong.
“Tidak” Kataku, “ Kita mungkin
akan segera mati, jadi kita harus merayakannya dengan beberapa anggur.”
“Begitukah?” Dia tersenyum
enteng sambil berdiri, “tapi biasanya aku makan yoghurt jika aku merayakan sesuatu.”
Aku melihatnya aneh, menyeringai, “Jadilah
orang dewasa”
Dia melihatku dan menendangku
sekali.
Sore ini hujan mengalir;
permainan akan selesai dalam waktu 12 jam. Aku tidak yakin jika aku akan dapat
hidup untuk melihat hujan menetes lagi.
“Aku berpikir…” Katanya, “Bagaimana
bila mimpi itu benar benar nyata adanya, sementara seluruh realita
hanyalah sebuah mimpi ?”
“Jika kita akan terbangun dari
realita lagi, dimanakah kita akan berada ?” Aku menatap tanah didepanku
“Jika kita akan terbangun dari
realita lagi,” dia menyeringai, “ayo kita mati saja”
Sejujurnya, mati hanyalah
terbangun dari sebuah mimpi.
Ini adalah mimpi yang manis
dan indah; dalam mimpi ini, kita menghabiskan banyak waktu bersama, tidakkah
lebih baik kita terbangun dari mimpi ini bersama ? kita tidak akan tersesat.
Aku tersenyum saat aku melihatnya dan tidak berkata apapun.
Ia berbalik untuk menatap ke arahku, mengedip
beberapa kali, dan juga tidak mengatakan apapun.
Aku tetap berbaring di
kasurku, melihat langit-langit ketika Yixing membuka pintu toilet.
Ketika pintu di ruang tidur
kami terbanting tiba-tiba, aku tahu semuanya baru saja dimulai, dan semuanya
itu akan segera berakhir pula.
Aku menyipitkan mata melalui
celah pintu, aku melihat ekspresi panik Chanyeol sementara ia sedang
membungkukkan tubuhnya, seolah olah ia menautkan sesuatu diatas pintu. Ia
mengikat knop pintu dengan baut pintu bersama dengan tali plastik dari luar.
Itu adalah kunci pintu yang murah dan alami.
Aku menendang pintu yang
terkunci tanpa ragu dan sekuat tenaga, dan aku mendengar mejanya terbanting
keluar. Itu merupakan suatu kejadian 3 lawan 1 yang tragis dan menegangkan di
luar kamar, tapi aku tidak bisa melihat (ke luar) ataupun membantu.
“Park Chanyeol ! Bukakan
pintunya !” aku meraung saat air mata jatuh di wajahku. “Aku mohon !! Bukakan
pintunya !!”
Dia memanfaatkan berat
badannya untuk menahan agar pintu tertutup. Aku berbalik, mengangkat kursi dan
melemparnya ke pintu, tapi itu tak menghasilkan apa-apa. Pikiranku benar benar kosong
– aku memeriksa sekelilingku, dan menemukan sebuah pedang yang dipajang di
tembok, dapat ditarik. Kutarik pedang dari tembok, pedang itu secara tidak
terduga memanjang perlahan-lahan. mencoba membungkuk, aku memasukkan pedang
melalui celah-celah pintu dan mengoyak tali plastik menjadi dua hanya dengan
satu tebasan. Aku mundur, kemudian menendang pintu dengan seluruh
kekuatanku.
Kau selalu mengatakan selama
kelas vokal: “Ini hanyalah sebuah permainan, janganlah terlalu serius”.
Dapat mengenal dirimu telah menjadi
satu dari hal-hal yang paling mulia dalam hidupku; kau adalah orang yang
mengajarkanku dan membenarkan cara aku mengucapkan “Maaf”.
Darah menetes dari sudut
bibirnya saat aku meninju wajahnya; Maafkan aku.
Kau terlalu banyak tersenyum
padaku, sementara aku tidak bisa banyak memberi senyuman pada orang lain. Aku
memukul perutnya, orang didepanku meringis dan melenturkan punggungnya yang
sakit; Aku terpaksa melemparkan kakiku di tempurung lututnya, hingga ia
terjatuh dan berlutut dengan satu kaki. Aku tidak yakin apakah itu tetes
keringat atau air mata yang menetes jatuh ke lantai. Tak bisakah kau terus
menari lagi, Chanyeol ? sayang, itu hanyalah mimpi yang telah mati untuk eksis.
Aku menjambak rambutnya kuat,
melempar tubuhnya ke dinding yang keras; wajahnya yang berlumuran darah
terlihat indah, seperti pertama kali aku melihatnya; matanya berkilau,
memantulkan cahaya bulan. Jika bukan karena air matamu yang sudah hampir jatuh
dari pelupuk matamu, aku masih akan berpikir ini seperti pertama aku melihat
dirimu yang lucu, memperkenalkan dirimu dengan sungguh-sungguh, “Halo ! Aku
Park Chanyeol !”
Maafkan aku, aku akan
melakukan apapun untuk bertahan hidup, dan membayar hutangku padamu sepanjang
sisa hidupku. Aku tidak bisa menahan tangis yang jatuh dari mataku ketika aku
mengangkatnya dan meletakkan jasadnya di dalam kloset. Aku tutup pintunya,
tidak bisa melihatnya untuk terakhir kalinya.
Seseorang yang menjebol pintu kloset dengan pedang.... seseorang yang akan kusangkal hingga hari aku
mati....
Adalah aku.
Tapi kamu, seseorang yang
menghabiskan energimu untuk belajar bagaimana caranya rap dengan sangat
cepat, tidak bisa berkata apa-apa sebelum kau mati. Setelah tersenyum selama
seluruh hidupmu, kau tinggalkanku hanya
dengan keheninganmu.
Indonesian Translation by JeeRaroSky and seoulofheart
This chapter was edited
by seoulofheart and citrahf
Do not reupload, do not repost, respect
copyrights, and use proper credits if linking this post
Don't forget to leave some comments ^^
Emang lbh manteb bc pake bhs sndiri jd gx bgung... Thx yh buat yg puny ne blog.. Daebak!! Dtg9u part slanjut.a^^
BalasHapusterima kasih ... keep supporting us ya ...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKata2nya si Kris Kerennn..
BalasHapusKris membunuh Chanyeol???
BalasHapusaigooo..
Yi Xing mana???
benar-benar mengenaskan
jadi kris...... oh God...
BalasHapusbaekkie udah mati???luhan jg kah???
BalasHapusKrennnn . Sumpah ini ff kren translatornya lebih keren. Jd si kris bner2 ngebunuh Chanyeol . Nggak nyangka sling bnuh2an ㅠㅠ
BalasHapus